Search results
Results from the WOW.Com Content Network
'Ku mau tak seorang 'kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya yang terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih perih Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi!
"Satu Malaysia" ("One Malaysia" - The Anthem for the 52nd Merdeka Day) "Malaysiaku Berdaulat Tanah Tumpahnya Darahku" ("My Sovereign Malaysia, My Native Land") - The Anthem for the 56th Merdeka Day) "Malaysia, Disini Lahirnya Sebuah Cinta" ("Malaysia, Where the Love Is Born" - The Anthem for the 57th Merdeka Day)
Yang ikhlas berjuang. Siap sedia berkorban, Untuk ibu pertiwi! Sebelum kita berjaya, Jangan harap kami pulang! Inilah sumpah pendekar kita, Menuju medan bakti! Andai kata kami gugur semua, Taburlah bunga di atas pusara. Kami mohon doa, Malaysia berjaya! Semboyan telah berbunyi, Menuju medan bakti!
Berjaya is a patriotic Malaysian national song.This song was composed by Saiful Bahri Elyas (Saiful Bahri) in a day and performed by Jamaluddin Alias which was given wide air-time play by Radio Televisyen Malaysia (RTM) in the late 1960s and early 1970s.
A Road with No End (Indonesian: Jalan Tak Ada Ujung) is an Indonesian novel by Mochtar Lubis first published by Balai Pustaka in 1952.It takes place during the Indonesian war of independence and tells the story of Guru Isa, a schoolteacher who assists the guerrilla freedom fighters yet lives in fear.