Search results
Results from the WOW.Com Content Network
Yang Pertama: 1988 "Tambatkan Aku dalam Hatimu" ("Attend Me in Your Heart") Rita Effendy Sekar Ayu Asmara Telah Terbiasa: 1994 [6] "Tari Latinosia" ("Latinosian Dance") Trie Utami Budhy Haryono Trie Utami Kekasih Bayangan: 2007 [37] "Taubat" Snada Teddy Snada Di Pintu Langit: 2007 "Tegar" ("Thoughts") Ancha Haiz Dani Mamesah Elegi buat Nana ...
The song was performed by non-natives (Australians) singing in both English and Malay. The lyrics present a love story setting between the two lovers. The B-side of the record is "Planting Rice", loosely based on the Filipino folk song Magtanim Ay 'Di Biro, also performed by Paul Lombard accompanied by a vocal chorus by Joan Wilton. This piece ...
"Malaysiaku Berdaulat Tanah Tumpahnya Darahku" ("My Sovereign Malaysia, My Native Land") - The Anthem for the 56th Merdeka Day) "Malaysia, Disini Lahirnya Sebuah Cinta" ("Malaysia, Where the Love Is Born" - The Anthem for the 57th Merdeka Day) "Sehati Sejiwa" (The Anthem for the 58th Merdeka Day) "Kita Satu Malaysia" ("We Are One Malaysia")
Indonesia, tanah airku Tanah tumpah darahku Di sanalah aku berdiri Jadi pandu ibuku Indonesia, kebangsaanku Bangsa dan tanah airku Marilah kita berseru Indonesia bersatu! Hiduplah tanahku, hiduplah negeriku Bangsaku, rakyatku, semuanya Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya Refrain: Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!
Tanah airku Indonesia Negeri elok amat kucinta Tanah tumpah darahku yang mulia Yang kupuja sepanjang masa Tanah airku aman dan makmur Pulau kelapa yang amat subur Pulau melati, pujaan bangsa Sejak dulu kala. Melambai-lambai nyiur di pantai Berbisik-bisik raja kelana Memuja pulau yang indah permai Tanah airku, Indonesia! My homeland Indonesia
Ibu Pertiwiku (Jawi: ايبو ڤرتيويکو ; English: My Motherland) is the official state anthem of Sarawak, Malaysia.The song was adopted in 1988, alongside the adoption of the new State Flag as well, in conjunction with the 25th anniversary of Sarawak's Independence within Malaysia.
asalkan tuan asalkan tuan senang di hati. palinglah enak si mangga udang. hei sayang disayang pohonnya tinggi pohonnya tinggi buahnya jarang. palinglah enak si orang bujang sayang. kemana pergi kemana pergi tiada yang m’larang. disana gunung disini gunung. hei sayang disayang ditengah tengah ditengah tengah kembang melati. disana bingung ...
The soundtrack album included five new songs and renditions of five of their songs from Taman Langit and Bintang di Surga. [18] The song "Tak Bisakah" was able to reap the controversy due to being copied by Indian musicians for the film Woh Lamhe Woh Lamhe with the title song "Kya Mujhe Pyaar".