Search results
Results from the WOW.Com Content Network
"Negaraku" (Jawi: نݢاراکو , pronounced; English: "My Country") is the national anthem of Malaysia. It was adopted as the national anthem at the time of the Federation of Malaya's independence from the United Kingdom in 1957.
Sedang bersusah hati Air matanya berlinang Mas intannya terkenang Hutan gunung sawah lautan Simpanan kekayaan Kini ibu sedang lara Merintih dan berdoa. Second verse: Kulihat ibu pertiwi Kami datang berbakti Lihatlah putra-putrimu Menggembirakan ibu Ibu kami tetap cinta Putramu yang setia Menjaga harta pusaka Untuk nusa dan bangsa
Anwar first read "Aku" at the Jakarta Cultural Centre in July 1943. [1] It was then printed in Pemandangan under the title "Semangat" ("Spirit"); according to Indonesian literary documentarian HB Jassin, this was to avoid censorship and to better promote the nascent independence movement. [2] "
Inilah Wilayah Bumi Yang Bertuah Maju Membangun Dijulang Megah Aman Sentosa Di Sepanjang Masa Teguh Disemai Sentiasa Membara Semangat Setiap Warganya Cergas Mindanya Semangat Waja Pada Wilayah Ditumpah Setia Hormat Hormati Penuh Mesra Bersatulah, Berbaktilah Semua Warga Wilayah Sayangilah, Lindungilah Sepenuh Jiwa Raga Kita Jaga Keharmonian Semua
Sabah Tanah Airku (pronounced [sabah tanah airku]; "Sabah, My Homeland") is the official state anthem of Sabah, Malaysia that was composed by HB Hermann, a Singaporean resident who submitted it to a competition made for selecting the state anthem.