Search results
Results from the WOW.Com Content Network
Anwar first read "Aku" at the Jakarta Cultural Centre in July 1943. [1] It was then printed in Pemandangan under the title "Semangat" ("Spirit"); according to Indonesian literary documentarian HB Jassin, this was to avoid censorship and to better promote the nascent independence movement. [2] "Aku" has gone on to become Anwar's most celebrated ...
ini dia si jali-jali. lagunya enak lagunya enak merdu sekali. capek sedikit tidak perduli sayang. asalkan tuan asalkan tuan senang di hati. palinglah enak si mangga udang. hei sayang disayang pohonnya tinggi pohonnya tinggi buahnya jarang. palinglah enak si orang bujang sayang. kemana pergi kemana pergi tiada yang m’larang. disana gunung ...
Yang ikhlas berjuang. Siap sedia berkorban, Untuk ibu pertiwi! Sebelum kita berjaya, Jangan harap kami pulang! Inilah sumpah pendekar kita, Menuju medan bakti! Andai kata kami gugur semua, Taburlah bunga di atas pusara. Kami mohon doa, Malaysia berjaya! Semboyan telah berbunyi, Menuju medan bakti!